BOGOR -- Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) diduga terjerat pinjaman online (pinjol) guna usaha penjualan online. Pihak IPB kini tengah mempelajari kasus tersebut.

Rektor IPB Arif Satria menyatakan, pihak kampus akan mengambil empat langkah dalam menangani kasus ini.

"Pertama, membuka posko pengaduan. Kedua, memilah-milah tipe kasus yang ada. Saat ini sedang kami petakan tipe masalahnya," kata Arif saat dikonfirmasi, Senin, 14 November 2022.

Kemudian, IPB juga mempersiapkan bantuan hukumpada mahasiswa yang tertipu dalam usaha online di kasus pinjaman online ini. Selanjutnya, pihak kampus akan melakukan upaya peningkatan literasi keuangan bagi para mahasiswa.

Lebih lanjut, Arif menyampaikan bahwa IPB sedang dalam komunikasi dengan mahasiswa yang diduga terkait pada kasus ini.

Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti menyatakan sangat prihatin mendapati berita tersebut.

"Saat ini melalui para wakil dekan kami sedang mengumpulkan data dan melakukan crosscheck serta mendalami informasi yang kami peroleh," ujarnya.

Berdasarkan laporan, sejumlah mahasiswa yang terjerat pinjaman online sampai didatangi penagih utang ke rumahnya. Sebab, penagihan utangnya berkisar Rp3 juta-Rp13 juta untuk penjualan online yang ternyata tidak menguntungkan.

Para mahasiswa diduga terpengaruh oleh kakak tingkatnya untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online. Mereka diminta investasi ke usaha tersebut dengan dijanjikan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.

Akan tetapi kenyataannya, keuntungan tidak sesuai dengan cicilan yang harus dibayarkan kepada pinjaman online hingga para mahasiswa mulai resah saat ditagih debt collector. Sebagian mahasiswa kini berinisiatif melapor ke Polresta Bogor Kota. (ant)