Menyibak Kematian Massal Ikan di Danau Ranau Lampung

Senin, 16 Januari 2023 12:00

Reporter : Dery Fitriadi Ginanjar

top-news

Foto: Net

BANDARLAMPUNG - Tepi Danau Ranau pekan lalu tiba-tiba disesaki puluhan ribu ikan yang lemas dengan kondisi mulut terbuka. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun lalu, ada indikasi ikan-ikan tersebut kekurangan oksigen akibat terjadi perubahan kondisi di dalam perairan tersebut.

 

Peristiwa itu membuat geger masyarakat Lampung. Kematian massal secara mendadak di keramba jaring apung (KJA) di perairan sekitar Danau Ranau, tepatnya di Pekon atau Desa Keagungan Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat.

 

Kabar menghebohkan itu beredar cepat dan meluas melalui media sosial hingga kanal berita daring, baik lokal maupun nasional.

Tanda-tanda akan ada kematian massal ikan di perairan Danau 
Ranau itu dimulai pada Minggu (8-1) ketika mulai banyak ditemukan ikan dalam kondisi lemas berada di tepi danau. Kejadian tersebut terus berlanjut hingga 13 Januari lalu kemudian meluas ke lokasi budi daya masyarakat di KJA.

Atas kejadian tersebut, banyak 
pembudi daya ikan di sekitar danau seluas 125,9 kilometer persegi yang terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan dengan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, itu merugi hingga ratusan juta rupiah.

Pembudi daya ikan rata-rata membangun keramba berukuran lebar 7 meter, panjang 14 meter, dan ke dalaman 9 meter dengan jumlah bibit ikan hingga 20 ribu ekor per petak KJA.

Dengan asumsi mereka memberi pakan sebanyak 5 ton dalam satu petak keramba, diperkirakan setiap keramba dapat berisi ikan 3,5-4 ton. Akibat kematian ikan tersebut, pembudi daya ikan setempat mengalami kerugian cukup besar.

Kerugian yang dialami para pembudi daya tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp1 miliar. Jumlah itu dihitung dari jumlah akumulasi ikan yang mati sebelum panen sebanyak 50 ton dengan harga ikan yang saat ini dijual per kilogram mencapai Rp21 ribu.

Danau 
Ranau merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba. Kematian massal ikan di Danau Ranau, yang merupakan danau vulkanik dan terletak berdekatan dengan Pegunungan Bukit Barisan serta berhadapan langsung dengan Gunung Seminung, ini bukanlah kali pertama.

Beberapa tahun silam, tepatnya pada 2018, kejadian serupa pernah terjadi, namun dengan jumlah kematian ikan tidak sebanyak sekarang ini.

Dengan adanya peristiwa serupa yang terjadi sebelumnya maka membuat banyak 
pembudi daya mengaitkan peristiwa kematian massal ikan miliknya dengan fenomena 5 tahunan yang warga setempat mengenalnya dengan kata “mentilehan”.

Mentilehan merupakan salah satu fenomena alam tahunan yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Seminung yang mengakibatkan terbawanya aliran belerang ke perairan danau hingga ke keramba jaring apung milik pembudi daya.

Masyarakat setempat meyakini arus air yang mengandung belerang tersebut telah mengurangi kadar oksigen dalam air sehingga mengakibatkan ikan mencuat ke permukaan air dan mati lemas.

Dari hasil uji pada tahun 2011, Danau 
Ranau yang memiliki suhu udara 30 derajat celsius, alkalinitas 6,5, amonium 0,05 Mg/L, dan PH 8 itu merupakan danau yang aman dari pencemaran.

Hal tersebut dikatakan oleh salah seorang 
pembudi daya setempat Bernama Robi. Menurut dia, fenomena alam tersebut rutin muncul setiap 5 tahun sekali, tepatnya pada Desember-Februari. Menjelang kehadiran fenomena alam itu selalu muncul tanda-tanda awal hadirnya ikan ke permukaan dengan mulut terbuka.

Karena peristiwa tersebut rutin terjadi setiap tahun maka para 
pembudi daya ikan setempat pun telah menyiapkan langka antisipatif, meski tidak dapat secara maksimal mengurangi kerugian secara materi.

Langkah antisipatif tersebut dilakukan untuk menambah kadar oksigen dengan menaruh pompa air jenis 
alcon di keramba jaring apung milik mereka untuk menyelamatkan ikan berukuran kecil yang berusia 1-2 bulan. Selain itu juga menjual dengan cepat ikan yang masih segar dan layak konsumsi serta memindahkan ikan yang mati dari perairan agar tidak mencemari lingkungan.

   

Guna membantu menyelesaikan persoalan tersebut, pemerintah daerah melalui tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung beserta dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) turun ke lokasi untuk mengecek langsung.

“Hari ini, Jumat (13-1), kami bersama dengan tim 
BKIPM bekerja sama turun ke lokasi langsung ke keramba jaring apung di Danau Ranau untuk mengambil sampel airnya,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni.

Pengambilan sampel air tersebut bertujuan untuk memeriksa secara pasti penyebab utama dari peristiwa kematian massal ikan di Danau 
Ranau.

Sementara waktu ini ada beberapa perkiraan penyebab kematian massal ikan di perairan Danau 
Ranau. Yang pertama, sesuai dengan penuturan warga setempat yaitu adanya fenomena mentilehan dan yang kedua adalah fenomena upwelling atau pembalikan massa air.

Fenomena 
upwelling tersebut didefinisikan sebagai peristiwa naiknya partikel seperti pakan ikan di lapisan bawah (thermocline) ke permukaan yang diakibatkan adanya perubahan musim atau akibat jarak keramba ikan yang terlalu rapat sehingga partikel tersebut mengurangi kadar oksigen dalam air.

Hasil pemeriksaan sampel air secara rinci serta adanya kajian ilmiah lebih lanjut akan diinformasikan dalam waktu dekat dan diharapkan dapat membantu penentuan langkah ataupun kebijakan lanjutan dalam menangani peristiwa tahunan itu.

Pembudi daya keramba berharap segera ada langkah lebih lanjut dari pemerintah daerah setelah menemukan kesimpulan dari investigasi atas penyebab kematian ikan itu. Para 
pembudi daya saat ini juga terus berusaha meminimalisasi kerugian.

Meski telah ada kesadaran kolektif melakukan langkah antisipatif dengan menambahkan pompa air di dalam keramba jaring apung untuk menambah kadar oksigen, para 
pembudi daya berharap pemerintah daerah dapat membantu mereka memulihkan usahanya dengan memberikan akses permodalan tambahan.

Paling tidak, tambahan modal tersebut bisa digunakan untuk memulai kembali usaha pada musim tebar berikutnya. 
Pembudi daya juga berharap ada relaksasi pembayaran angsuran kredit usaha rakyat (KUR) dalam beberapa bulan ke depan setelah mereka mengalami kerugian akibat gagal panen pada musim ini. (ant)

Redaktur : Fadlan Aulia

TOP NEWS

Berita Terkait


kim-jong-un-menangis-meminta-emak-emak-korut-punya-anak-banyak

Kim Jong Un Menangis, Meminta Emak-Emak Korut Punya Anak Banyak

Kim dalam pidatonya mengingatkan para ibu bahwa “tugas revolusioner utama” mereka adalah menanamkan...

waduh-cleopatra-djapri-mantan-jkt48-buka-lowongan-art-gaji-17-juta-tapi-ditahan-3-bulan

Waduh! Cleopatra Djapri Mantan JKT48 Buka Lowongan ART, Gaji 1,7 Juta Tapi Ditahan 3 Bulan

Sosok mantan anggota JKT48 menjadi bahan perbincangan karena kriteria ART yang ia cari dinilai kuran...

viral-elon-musk-luncurkan-grok-ai-yang-saingi-chatgpt-dan-bard

Viral, Elon Musk Luncurkan Grok AI yang Saingi ChatGPT dan Bard

XAI merupakan perusahaan Musk yang punya visi membangun kecerdasan buatan untuk mempercepat penemuan...

gibran-minta-maaf-salah-sebut-asam-folat-menjadi-asam-sulfat

Gibran “Minta Maaf” Salah Sebut Asam Folat menjadi Asam Sulfat

Pernyataannya itu kemudian menjadi viral dan diperbincangkan oleh Netizen.

bertengkar-di-motor-gadis-asal-bogor-tewas-di-tangan-kekasihnya

Bertengkar di Motor, Gadis Asal Bogor Tewas di Tangan Kekasihnya

Selain itu berdasarkan penelusuran melalui medsos akun TikTok @alung.ajahh wajah terduga pelaku pemb...

letusan-gunung-marapi-tewaskan-11-pendaki

Letusan Gunung Marapi Tewaskan 11 Pendaki

Proses evakuasi korban meninggal dan pencarian para pendaki yang belum ditemukan untuk sementara dit...

alma-bocah-perempuan-terjebak-di-bawah-bangunan-5-lantai

Alma, Bocah Perempuan Terjebak di Bawah Bangunan 5 Lantai

Sambil berteriak, anak perempuan itu meminta tim penyelamat untuk memprioritaskan penyelamatan orang...

viral-polisi-kejar-buruh-pengeroyok-sopir-truk

Viral! Polisi Kejar Buruh Pengeroyok Sopir Truk

Kejadian berawal saat massa buruh berunjuk rasa di Kawasan Industri EJIP dan membuat arus lalu linta...

baru-keluar-kpk-tahan-kembali-gazalba-saleh

Baru Keluar, KPK Tahan Kembali Gazalba Saleh

Belum lama bebas KPK menahan kembali hakim agung Gazalba Saleh karena diduga menerima gratifikasi da...