BANDUNG -- YPP UNIQ Nusantara Pancasila meresmikan Monumen Pancasila di area Makam Inggit Garnasih, Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada Senin, 20 Februari 2023.

Monumen Pancasila ini didirikan sebagai penghormatan terhadap jasa Inggit Garnasih dalam membantu suaminya, Ir. Soekarno merintis kemerdekaan. Sekaligus agar anak bangsa selalu mengingat, memperjuangkan nilai-nilai pancasila.

Hal tersebut disampaikan oleh penggagas pembuatan monumen ini, KH. M. Abdul Ghufron Al Bantani. 

"Supaya anak bangsa ini selalu mengingat, memperjuangkan, dan saling menjaga," kata KH. Abdul Ghufron.

Menurutnya, Inggit Garnasih layak menjadi pahlawan nasional. Dia pun mendukung upaya pemerintah untuk menyebatkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Inggit Garnasih.

"Layak, sudah sepantasnya Ibu Inggit ini menjadi tokoh perjuangan atau pahlawan nasional," kata KH. Abdul Ghufron.

Ia mengaku dana untuk pendirian Monumen Pancasila ini berasal dari kantong pribadinya. Hal ini menunjukkan kecintaannya terhadap Indonesia.

Sejalan dengan itu, ketua pelaksana kegiatan ini, Agung, mengungkapkan bahwa ia diberikan mandat oleh KH. Abdul Ghufron untuk membuat Monumen Pancasila disekitaran makam Inggit Garnasih.

"Pas di ulang tahunnya bu Inggit (17 Februari lalu) beliau memerintahkan kepada saya untuk dibuatkan Monumen Pancasila," kata Agung.

Persiapan yang hanya dilakukan sekitar tiga hari ini tetap membuat acara berjalan lancar.

Ia menyebut, KH. Abdul Ghufron memang sering menggaungkan nama Inggit Garnasih menjadi Pahlawan Nasional setiap kali ia berkeliling melakukan ceramah.

"Beliau keliling ceramah bahwa ada sosok yang bisa dijadikan pahlawan nasional, yaitu bu Inggit, karena sekarang tuh jangankan generasi yang baru, yang lebih atas juga kadang lupa dengan adanya bu Inggit," kata Agung.

Ia berharap, dengan dibangun Monumen Pancasila di area makam Inggit Garnasih ini dapat membuat banyak orang yang berziarah dan sejarah mengenai Inggit Garnasih masuk dalam kurikulum pendidikan.

"Semoga dengan didirikannya Monumen Pancasila ini ada penziarah ke sini, karena ini penting untuk sejarah Indonesia. Semoga ke depannya sejarah bu Inggit bisa dimasukkan di kurikulum-kurikulum agar tidak terlupakan sejarah," tutup Agung.