Jakarta, DIGO.id -- Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus terkait pola makan. Pemilihan makanan yang tepat dapat membantu mengelola tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan. Berikut ini adalah 6 makanan terbaik yang bisa membantu penderita hipertensi, seperti yang dilansir oleh Healthline:

Wortel: Wortel mengandung senyawa fenolik seperti asam klorogenat, p-coumaric, dan caffeic, yang dapat membantu mengendurkan pembuluh darah dan mengurangi peradangan, yang pada gilirannya dapat menurunkan tingkat tekanan darah. Memakan wortel mentah mungkin lebih bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

Biji Labu: Meskipun kecil, biji labu adalah sumber nutrisi terkonsentrasi yang penting untuk pengendalian tekanan darah. Mereka mengandung magnesium, kalium, dan arginin, yang diperlukan untuk produksi oksida nitrat, yang membantu merelaksasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Minyak biji labu juga terbukti efektif dalam mengatasi tekanan darah tinggi.

Buah Jeruk: Buah jeruk, seperti anggur, jeruk, dan lemon, kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa tumbuhan yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi faktor risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.

Berry: Buah beri mengandung antioksidan yang melimpah, termasuk anthocyanin, yang telah terbukti dapat meningkatkan kadar oksida nitrat dalam darah dan mengurangi produksi molekul yang mempersempit pembuluh darah. Beberapa buah beri yang memiliki efek penurun tekanan darah adalah blueberry, raspberry, chokeberry, cloudberry, dan stroberi.

Seledri: Seledri adalah sayuran populer yang mengandung senyawa phthalides yang dapat membantu mengendurkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Brokoli: Brokoli mengandung flavonoid yang kaya akan antioksidan, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan fungsi pembuluh darah dan kadar oksida nitrat dalam tubuh.

Pemilihan makanan ini dapat menjadi langkah penting dalam mengelola hipertensi. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum membuat perubahan signifikan dalam pola makan Anda, terutama jika Anda memiliki kondisi medis yang memerlukan pengawasan khusus. uc/khn